Bismillaah...
Senyum adalah pancaran sebuah keimanan yang kokoh,
hati yang bersih tanpa prasangka negatif. Itulah senyum yang teduh, senyum yang
terpancar dari hati yang memiliki ketulusan dan kasih sayang. Sebaliknya,
disaat hati penuh ambisi dan amarah maka senyum itu tidak memberikan kesan yang
baik dan hanya sekedar basa-basi belak serta tak menyejukkan pandangan.
Tak ada ruginya anda tersenyum. Bukankah sesuatu yang
tulus akan mencairkan suasana yang kaku, membuat ketenangan, menciptakan
suasana santai dan dapat melepaskan ketegangan-ketegangan. Senyum memberikan
kesan bahwa anda adalah orang yang suka membuka diri, mau berbagi serta
memiliki sensitivitas tinggi untuk peduli kepada orang lain.
Tapi ingat...
Senyuman yang terlalu extreme bahkan sembarangan
diobral justru akan membuat senyuman kehilangan pesonanya, tak lagi menarik
atau bahkan tak dapat mengundang simpati. Dari sinilah bahwa untuk tersenyum
saja kita harus mengetahui teori dan ilmunya, karena senyum yang dilepaskan
tanpa aturan dan kelewatan batas bisa berakibat fatal bahkan dapat menuai
prahara dan bencana.
Untuk itu, persembahkan senyuman super spesial lagi
hangat untuk pasangan hidup anda, orang tua anda, buah hati anda, teman sesama
jenis (pria kepada pria atau wanita kepada wanita) serta kepada orang-orang
yang merupakan mahrom anda.
Nah...
Apakah anda bercita-cita untuk menjadi sosok yang
menyenangkan dan sedap dipandang?
Mulai sekarang biasakanlah untuk tersenyum, berikan
senyuman yang tulus bukan hanya sebagai intermezzo atau sebuah prolog penghias
pergaulan belaka. Sebuah senyuman yang dilandasi kecintaan kepada Allohu
tabaroka wa ta’ala, sehingga anda senantiasa terobsesi untuk meraih rahmat dan
pahala dari Allohu tabaroka wa ta’ala.
Maka tersenyumlah...
Berikan senyuman indah dari seorang mukmin yang
merindukan surga.
Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu
terhadap wajah saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi 1956, ia berkata:
“Hasan gharib”. Dishahihkan oleh Al Albani dalam
Shahih At Targhib).
Wallohu 'alam...
Disusun
dibawah guyuran hujan Kota Singkawang,
Senin, 22
Muharrom 1438H / 23 Oktober 2016M
Abu Aufa