Selamat Datang Di Blog Sambas Sunnah, Sebuah Blog Karya Biak Kitte Juak. Semoga Bermanfaat. Ayo...Semangat Menuntut Ilmu Agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ “Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu agama, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).
 
Senin, 31 Juli 2017

Tahukah Kamu? (02) - Syarat Diterimanya Ibadah

0 komentar
Tahukah kamu?
2 SYARAT DITERIMANYA IBADAH KITA OLEH ALLOH ADALAH IKHLAS DAN ITTIBA'

Bismillaah...
Saudaraku, ketahuilah bahwa agar amal ibadah yang kita lakukan diterima oleh Alloh tabaroka wa ta'ala adalah hendaknya amal ibadah tersebut memenuhi 2 (dua) syarat. Apabila salah satu syarat tidak dipenuhi, maka sia-sialah amalan yang kita kerjakan.

Yuk...
Kita sama-sama mencari tahu, apa saja 2 (dua) syarat tersebut?

Dua syarat tersebut termaktub didalam surat Al-Kahfi, Alloh tabaroka wa ta'ala berfirman:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan dengan seorangpun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” (QS. Al-Kahfi: 110).
Oleh karena itu Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata, “Dua hal ini merupakan dua rukun amal yang diterima. (Jadi suatu amalan) harus ikhlas karena Alloh dan sesuai dengan syari’at Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam”. (Lihat: Mudzakkirah fil ‘Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa’ad as-Suhaimy, hal: 9-12).
Al Fudhail bin ‘Iyadh tatkala menjelaskan mengenai firman Alloh,

لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS. Al Mulk: 2). 

Beliau mengatakan, “yaitu amalan yang paling ikhlas dan showab (sesuai ajaran Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam).”

Lalu Al Fudhail berkata,  “Apabila amal dilakukan dengan ikhlas namun tidak sesuai ajaran/petunjuk Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, amalan tersebut tidak akan diterima. Begitu pula, apabila suatu amalan dilakukan mengikuti/sesuai ajaran beliau shallallohu ‘alaihi wasallam namun tidak ikhlas, amalan tersebut juga tidak akan diterima. Amalan barulah diterima jika terdapat syarat ikhlas dan showab. Amalan dikatakan ikhlas apabila dikerjakan semata-mata karena Allah. Amalan dikatakan showab apabila sesuai dengan ajaran/tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam". 
(Lihat: Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rojab Al Hambali, Darul Muayyid, cetakan pertama, 1424 H).


Contoh:
1. Seseorang melakukan sholat wajib karena mengharapkan pujian dari manusia (misalnya: boss, mertua, dll), meskipun sholat yang ia lakukan sesuai tuntunan Nabi shallallohu 'alaihi wasallam maka tetap saja amal ibadahnya ini akan ditolak oleh Alloh. Begitupun sebaliknya, seseorang melakukan sholat wajib dengan ikhlas karena Alloh semata, akan tetapi ia tidak mengikuti tuntunan/ajaran Nabi shallallohu 'alaihi wasallam (misal: sholat zuhur 3 rakaat, atau sholat wajib hanya 3 waktu), maka sudah barang tentu ibadahnya ini juga tidak akan diterima oleh Alloh tabaroka wa ta'ala.

2. Ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang mulia. Namun manakala seseorang berangkat haji bukan karena Alloh (misal: niat hajinya untuk mendapat kehormatan dimata manusia dengan gelar pak hajinya, atau niat hajinya untuk kepentingan politik dan jabatannya atau bahkan niat pergi haji untuk berjualan disana, dll), maka ibadah hajinya tidak akan diterima oleh Alloh meskipun ia melaksanakan haji tersebut sesuai dengan contoh/ajaran Nabi shallallohu 'alaihi wasallam. Dan begitupun sebaliknya seseorang melaksanakan ibadah haji ikhlas hanya karena Alloh semata akan tetapi ibadah hajinya menyelisihi sunnah/ tidak sesuai tuntunan Nabi shallallohu 'alaihi wasallam (misal: hajinya tidak dibulan haji, atau mungkin hajinya di Karbala-Iran, dll) maka dapat dipastikan bahwasanya amal ibadah haji orang tersebut tertolak.

Dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang tidak bisa kita sebutkan satu persatunya karena keterbatasan ruang dan waktu.

Demikianlah saudaraku, bahwasanya setiap amalan yang kita lakukan haruslah memenuhi 2 (dua) syarat agar ibadah tersebut diterima oleh Alloh tabaroka wa ta'ala. Inilah saatnya kita semua mengoreksi kembali amalan-amalan ibadah kita yang telah kita lakukan maupun yang akan kita kerjakan agar kita bisa pastikan bahwa amal ibadah kita memenuhi persyaratan tersebut, karena jika tidak, sia-sialah apa yang telah kita usahakan dan hanya lelah yang kita dapatkan.

Kita tentunya berharap semoga Alloh tabaroka wa ta'ala memudahkan kita untuk beribadah dengan benar dan mengikhlaskan ibadah tersebut hanya kepada-Nya. Dan tentunya kita semua berharap agar Alloh ta'ala menerima semua amal ibadah yang kita lakukan sehingga turunlah Rahmat Alloh kepada kita sehingga dengan Rahmat-Nya, Alloh ta'ala memasukkan kita semua kedalam Surga-Nya yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Allohumma Aamiin...


Disusun di Singkawang,
Menjelang waktu zuhur,
Senin 7 Dzulqo'dah 1438 / 31 Juli 2017




Abu Aufa Aal

Leave a Reply

 
Sambas Sunnah © 2016 | Created By Abu Aufa